Penyebab Pengapuran Prostat, Faktor Risiko dan Gejala!
_adaptiveResize_275_186.jpg)
Pengapuran prostat adalah kondisi medis yang terjadi ketika kelenjar prostat mengalami perubahan. Hal ini diakibatkan adanya penumpukan kalsium atau proses peradangan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Prostat sendiri adalah kelenjar yang berfungsi untuk menghasilkan cairan semen. Berperan penting dalam reproduksi pria. Namun, seiring bertambahnya usia atau faktor-faktor lainnya, prostat bisa mengalami pengapuran, yang mengarah pada gangguan kesehatan serius jika tidak ditangani dengan baik.
Dalam artikel ini, akan dibahas secara mendalam tentang penyebab, faktor risiko, serta gejala yang perlu diwaspadai oleh pria untuk menjaga kesehatan prostat mereka.
Penyebab Pengapuran Prostat
Penyebab pengapuran prostat bisa berasal dari berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan prostat pria. Pengapuran prostat atau yang juga dikenal sebagai prostatitis, terjadi ketika kelenjar ini mengalami peradangan atau penumpukan kalsium yang mengganggu fungsi normalnya. Berikut ini beberapa penyebab utama dari pengapuran prostat!
1. Infeksi Bakteri
Infeksi ini biasanya terjadi ketika bakteri, seperti Escherichia coli (E. coli), yang masuk ke dalam prostat melalui saluran kemih atau melalui hubungan seksual. Pada kasus prostatitis bakteri akut, bakteri yang masuk ke dalam prostat bisa menyebabkan peradangan yang serius. Bahkan bisa memperburuk kondisi prostat. Jika infeksi ini tidak segera diobati, bisa berlanjut menjadi prostatitis kronis, yang bisa menyebabkan pengapuran pada kelenjar prostat seiring waktu.
2. Sindrom Nyeri Panggul Kronis (CPPS)
Penyebab pengapuran prostat juga bisa terkait dengan sindrom nyeri panggul kronis. Kondisi ini bisa terjadi tanpa adanya infeksi. Namun, bisa menyebabkan gejala yang mirip dengan prostatitis. Di antaranya seperti nyeri pada bagian panggul atau gangguan buang air kecil. Meskipun penyebab pasti dari sindrom ini belum sepenuhnya dipahami.
Namun, para ahli berpendapat bahwa faktor-faktor seperti disfungsi saraf, ketegangan otot panggul, dan peradangan pada prostat bisa berkontribusi terhadap kondisi ini. Ketegangan otot atau gangguan pada sistem saraf bisa menyebabkan pengapuran pada prostat yang memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
3. Faktor Risiko Lainnya
Ada beberapa faktor lain yang juga berpotensi meningkatkan risiko terjadinya pengapuran prostat. Salah satunya adalah faktor usia, pria yang lebih tua cenderung lebih berisiko mengalami pengapuran prostat. Riwayat keluarga dengan masalah prostat atau gangguan kesehatan lain yang berhubungan dengan prostat juga meningkatkan kemungkinan terjadinya pengapuran. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik. Juga bisa memperburuk kondisi prostat dan meningkatkan risiko pengapuran. Pria yang sering mengalami infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual juga berisiko lebih tinggi terkena pengapuran prostat.
4. Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun juga bisa menjadi penyebab pengapuran prostat. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan sehat, termasuk prostat. Hal ini bisa menyebabkan peradangan kronis dan berujung pada pengapuran. Meskipun lebih jarang. Namun, gangguan autoimun seperti ini bisa memperburuk kesehatan prostat, dan pengapuran prostat bisa menjadi salah satu akibat dari kondisi tersebut.
5. Stres dan Ketegangan Mental
Stres berkepanjangan atau ketegangan mental yang dialami oleh pria juga bisa berperan dalam perkembangan penyebab pengapuran prostat. Stres bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan gangguan pada sistem saraf. Dampaknya bisa memperburuk peradangan pada prostat dan mempercepat proses pengapuran. Beberapa studi menunjukkan bahwa pria yang mengalami stres kronis cenderung lebih rentan terhadap masalah prostat.
Adapun penyebab pengapuran prostat ini menunjukkan bahwa pengapuran prostat tidak hanya disebabkan oleh satu faktor tunggal. Melainkan oleh adanya kombinasi dari infeksi, gangguan sistem tubuh lainnya. Juga oleh faktor gaya hidup dan lingkungan. Mengetahui penyebab-penyebab ini sangat penting untuk bisa melakukan pencegahan atau pengobatan yang tepat untuk menjaga kesehatan prostat.
Faktor Risiko Pengapuran Prostat
Beberapa faktor risiko ini bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya pengapuran prostat. Terutama pada pria yang memasuki usia lebih dewasa. Salah satu faktor risiko utama adalah usia. Pengapuran prostat cenderung lebih sering terjadi pada pria di atas usia 50 tahun, kelenjar prostat mulai mengalami perubahan fisik dan kimiawi. Seiring bertambahnya usia, fungsi prostat mulai menurun, dan risiko infeksi atau peradangan menjadi lebih tinggi. Selain itu, pria yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah prostat, seperti pembesaran prostat atau kanker prostat, juga lebih berisiko mengalami pengapuran. Faktor genetik ini menunjukkan bahwa keturunan memainkan peran penting dalam kesehatan prostat pria.
Selain usia dan riwayat keluarga, gaya hidup juga merupakan faktor risiko yang signifikan dalam perkembangan pengapuran prostat. Pria yang memiliki pola hidup tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, serta kurangnya aktivitas fisik, berisiko lebih tinggi mengalami pengapuran prostat. Pola makan yang buruk, yang mengandung banyak lemak jenuh dan kurang serat, juga dapat memperburuk kondisi prostat. Pria yang sering mengalami infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual juga lebih rentan terhadap masalah prostat. Faktor-faktor ini dapat memicu peradangan dan penumpukan kalsium dalam prostat, yang akhirnya berujung pada pengapuran prostat.
Gejala Pengapuran Prostat
Gejala pengapuran prostat bisa bervariasi. Salah satu gejala yang paling umum terjadi adalah sering buang air kecil. Terutama pada malam hari. Pria yang mengalami pengapuran prostat sering merasa ingin buang air kecil meskipun hanya sedikit yang keluar. Kondisi ini terjadi karena pengapuran atau peradangan prostat bisa menyebabkan gangguan pada saluran kemih. Mengurangi kapasitas kandung kemih untuk menampung urin. Selain itu, gejala lain yang sering dialami adalah nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, yang merupakan tanda adanya peradangan pada prostat akibat infeksi atau iritasi.
Selain masalah buang air kecil, nyeri pada area panggul atau punggung bawah juga menjadi gejala yang perlu diwaspadai. Pengapuran prostat bisa menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit di sekitar area perut bagian bawah, panggul, atau punggung bawah. Terutama saat duduk lama atau setelah beraktivitas fisik. Gejala lainnya yang juga bisa muncul adalah nyeri saat ejakulasi atau bahkan gangguan dalam fungsi seksual. Pria yang mengalami pengapuran prostat juga bisa merasakan demam dan menggigil. Juga jika kondisi tersebut berhubungan dengan infeksi prostat. Jika gejala-gejala ini muncul. Sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pentingnya Deteksi Dini dan Perawatan
Deteksi dini sangat penting dalam menangani pengapuran prostat, supaya komplikasi yang lebih serius bisa dicegah. Pengapuran prostat sering tidak menunjukkan gejala yang jelas pada awalnya. Sehingga banyak pria yang tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin, terutama bagi pria yang berisiko tinggi seperti yang sudah memasuki usia 50 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan masalah prostat, sangat dianjurkan. Pemeriksaan seperti tes darah PSA (Prostate-Specific Antigen) dan pemeriksaan fisik melalui digital rectal exam (DRE) bisa membantu mendeteksi adanya kelainan pada prostat sejak dini. Semakin cepat kondisi ini diketahui, maka semakin besar peluang untuk mengelola dan mengobatinya sebelum menyebabkan masalah yang lebih berat.
Supaya bisa mengetahui lebih lanjut mengenai pengapuran prostat dan cara perawatannya. Anda bisa menghubungi kami di Surabaya Spine Clinic atau kunjungi website kami di sini. Tim medis kami siap memberikan solusi tepat untuk kesehatan prostat Anda.