Penyakit Paget pada Tulang - Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

by. Admin
21 February 2025
Penyakit Paget pada Tulang - Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Penyakit Paget pada tulang adalah gangguan metabolisme tulang. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan tulang tidak normal. Kondisi ini juga membuat tulang menjadi lebih besar, rapuh, dan mudah mengalami deformitas.

Penyakit ini pada umumnya terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun dan sering menyerang tulang panggul, tulang belakang, tengkorak, serta tungkai. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, namun faktor genetik dan kemungkinan infeksi virus diduga berperan dalam perkembangannya.

Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri kronis, patah tulang. Juga ke komplikasi serius seperti osteoartritis atau gangguan saraf. Berikut penjelasan lengkapnya!

Penyebab dan Faktor Risiko

Pahli menduga faktor genetik dan lingkungan berperan dalam perkembangannya. Riwayat keluarga dengan penyakit ini meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan genetik.

Selain itu, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa infeksi virus, terutama virus campak yang menetap dalam tubuh. Memungkinkan gangguan metabolisme tulang ini. Infeksi tersebut bisa mempengaruhi aktivitas sel pembentuk dan perusak tulang (osteoklas dan osteoblas), menyebabkan pertumbuhan tulang yang tidak normal.

Selain faktor genetik dan infeksi, usia juga menjadi faktor risiko utama. Penyakit Paget lebih sering terjadi pada individu di atas usia 50 tahun dan lebih umum ditemukan pada pria dibandingkan wanita.

Selain itu, prevalensi penyakit ini juga lebih tinggi di beberapa wilayah. Misalnya, Eropa dan Amerika Utara, dibandingkan Asia atau Afrika, menunjukkan adanya kemungkinan pengaruh faktor lingkungan atau ras tertentu.

Pola makan rendah kalsium serta kurangnya aktivitas fisik juga bisa memperburuk kondisi ini. Hal ini dikarenakan keduanya berperan dalam menjaga kesehatan dan kepadatan tulang.

Waspadai Gejala Penyakit Paget

Penyakit Paget pada tulang sering berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Banyak penderita baru menyadari kondisinya setelah menjalani pemeriksaan pencitraan untuk masalah tulang lainnya.

Namun, ketika gejala mulai muncul, keluhan yang paling umum terjadi yaitu rasa nyeri tulang yang persisten. Terutama di area yang terkena, seperti panggul, tulang belakang, tengkorak, atau tungkai.

Nyeri ini sering bisa memburuk di malam hari atau saat beristirahat. Juga, tidak selalu merespon obat pereda nyeri biasa. Selain itu, penderita mungkin mengalami peningkatan suhu di sekitar tulang yang terkena akibat peningkatan aktivitas metabolisme.

Seiring perkembangan penyakit, deformitas atau perubahan bentuk tulang bisa terjadi. Tulang yang terkena bisa menjadi lebih besar, bengkok, atau melemah, meningkatkan risiko patah tulang bahkan akibat cedera ringan.

Jika penyakit ini menyerang tulang tengkorak, gejala tambahan seperti sakit kepala, gangguan pendengaran, atau kehilangan keseimbangan bisa muncul akibat tekanan pada saraf. Pada tulang belakang, pembesaran dan perubahan struktur tulang dapat menekan saraf di sekitarnya, menyebabkan kesemutan, kelemahan otot, atau bahkan gangguan mobilitas.

Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai tanda-tanda ini dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis serta penanganan yang tepat.

Diagnosis Penyakit Paget pada Tulang

Mendeteksi penyakit Paget pada tulang sejak dini itu sangat penting. Tujuannya, adalah untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Dikarenakan gejalanya yang sering berkembang secara perlahan. Bahkan bisa tidak terasa pada tahap awal, maka banyak kasus baru terdiagnosis ketika pasien menjalani pemeriksaan medis untuk kondisi lain.

Diagnosis penyakit ini biasanya melibatkan kombinasi pemeriksaan fisik, tes pencitraan, dan analisis laboratorium. Berikut ini, tiga metode utama yang digunakan dokter untuk memastikan keberadaan penyakit Paget pada tulang!

1. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis

Dokter akan memulai diagnosis dengan wawancara medis. Tujuannya untuk mengetahui gejala yang dialami pasien serta riwayat keluarga yang mungkin memiliki kondisi serupa.

Riwayat nyeri tulang kronis, perubahan bentuk tulang, atau gangguan mobilitas dapat menjadi indikasi awal. Selain itu, dokter juga akan menilai apakah pasien memiliki faktor risiko seperti usia lanjut atau riwayat infeksi virus yang diduga berhubungan dengan penyakit ini.

Setelah wawancara medis, selanjutnya yaitu pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik penyakit Paget. Dokter akan memeriksa apakah terdapat perubahan bentuk tulang, pembengkakan, atau peningkatan suhu pada area yang terkena.

Jika pasien mengalami gangguan saraf akibat tekanan dari tulang yang membesar, dokter mungkin juga akan menguji refleks, kekuatan otot, dan keseimbangan pasien. Jika ditemukan kelainan yang mencurigakan, langkah selanjutnya adalah pemeriksaan lebih lanjut dengan pencitraan medis.

2. Tes Pencitraan Medis

Pemeriksaan pencitraan, seperti X-ray (rontgen), sering menjadi langkah awal untuk mengonfirmasi adanya kelainan tulang. Pada penyakit Paget, gambar X-ray bisa menunjukkan perubahan khas, seperti tulang yang membesar, menebal, atau memiliki struktur yang tidak beraturan.

X-ray juga mampu membantu membedakan kondisi ini dari penyakit tulang lainnya, seperti osteoporosis atau osteoartritis. Jika diperlukan, dokter bisa menggunakan pencitraan yang lebih detail. Misalnya, CT scan atau MRI, terutama jika penyakit ini menyebabkan tekanan pada saraf atau jaringan di sekitarnya.

Selain itu, bone scan (pemeriksaan nuklir) juga bisa digunakan untuk mendeteksi area tulang yang mengalami peningkatan aktivitas metabolisme, yang menjadi ciri khas penyakit Paget. Tes ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana penyakit telah menyebar dalam tubuh.

3. Tes Laboratorium dan Biopsi Tulang

Selain pencitraan, tes darah sering digunakan untuk membantu diagnosis penyakit Paget. Salah satu indikator utama dalam tes darah adalah kadar alkaline phosphatase (ALP), enzim yang meningkat ketika ada aktivitas pembentukan tulang yang berlebihan.

Peningkatan kadar ALP yang tidak disertai gangguan hati dapat menjadi petunjuk kuat adanya penyakit Paget, terutama jika ditemukan kelainan pada pemeriksaan pencitraan.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan melakukan biopsi tulang untuk analisis lebih lanjut. Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel kecil jaringan tulang untuk diperiksa di laboratorium.

Biopsi berguna untuk memastikan bahwa kelainan yang terjadi bukan disebabkan oleh penyakit tulang lain, seperti kanker tulang. Dengan kombinasi metode diagnostik ini, dokter dapat menegakkan diagnosis penyakit Paget secara akurat dan menentukan langkah pengobatan yang paling sesuai bagi pasien.

Pengobatan Penyakit Paget

Pengobatan penyakit Paget pada tulang bertujuan untuk mengurangi gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan mencegah komplikasi. Terapi utama yang digunakan adalah obat-obatan bifosfonat, yang bekerja dengan menghambat aktivitas sel osteoklas sehingga mengurangi pengeroposan tulang.

Obat ini sering diresepkan dalam bentuk oral atau injeksi intravena, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Selain bifosfonat, dokter juga bisa memberikan obat pereda nyeri seperti analgesik atau antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi nyeri tulang yang dialami pasien.

Jika terdapat defisiensi kalsium atau vitamin D, suplemen dapat direkomendasikan guna mendukung kesehatan tulang secara keseluruhan. Dalam kasus yang lebih parah, ketika terjadi deformitas tulang signifikan atau komplikasi seperti patah tulang, kompresi saraf, atau osteoartritis sekunder, tindakan pembedahan mungkin diperlukan.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala penyakit Paget pada tulang. Segera konsultasikan dengan dokter spesialis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Segera konsultasikan kesehatan tulang Anda bersama kami di Surabaya Spine Clinic, untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dan solusi medis terbaik. Klik di sini untuk informasi lebih lanjut.

Read other articles & publications:

Mencegah Osteoporosis Sejak Dini, Panduan Untuk Tulang Sehat

Lebih Lanjut

Jari Tangan Kesemutan, Penyebab Dan Cara Mengatasinya

Lebih Lanjut

Betis Sakit Setelah Lari, Penyebab Dan Pencegahannya

Lebih Lanjut