Susu untuk Kesehatan Saraf dan Tulang Belakang

Susu merupakan produk yang serbaguna dan kaya nutrisi, telah lama digunakan karena manfaatnya bagi kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan. Penelitian yang muncul menunjukkan bahwa susu dan turunannya juga dapat memainkan peran penting dalam mendukung kesehatan sistem saraf dan tulang belakang.
Salah satu mekanisme utama yang dapat dilakukan susu untuk berkontribusi terhadap kesehatan saraf dan tulang belakang adalah melalui komposisi nutrisinya. Susu merupakan sumber vitamin dan mineral esensial yang kaya, termasuk kalsium, vitamin D, dan fosfor, yang sangat penting untuk pengembangan dan pemeliharaan struktur tulang. (Rusoff, 1970). Asupan nutrisi yang cukup ini telah dikaitkan dengan penurunan risiko gangguan tulang belakang, seperti osteoporosis dan degenerasi diskus intervertebralis. (López Expósito et al., 2017)
Selain itu, susu mengandung peptida bioaktif yang telah terbukti menunjukkan sifat neuroprotektif. Peptida ini dapat membantu mengatur proses peradangan, mengurangi stres oksidatif, dan mendorong regenerasi sel saraf, yang berpotensi berkontribusi pada pencegahan dan pengelolaan kondisi neurologis yang memengaruhi tulang belakang dan sistem saraf tepi. (Zheng et al., 2015)
Yang menarik, profil lipid unik dari susu, yang mencakup sebagian besar asam lemak jenuh dan tak jenuh tunggal, juga dapat berperan dalam mendukung kesehatan saraf dan tulang belakang. Asam lemak ini telah dikaitkan dengan peningkatan transmisi sinyal saraf, penurunan risiko penyakit neurodegeneratif, dan peningkatan mineralisasi tulang.
Untuk memanfaatkan potensi manfaat susu bagi kesehatan saraf dan tulang belakang, para ahli merekomendasikan asupan yang sedang dan konsisten sebagai bagian dari diet seimbang. Memasukkan produk susu, seperti keju, yogurt, dan susu itu sendiri, ke dalam rutinitas harian dapat membantu memastikan asupan nutrisi yang cukup dan mendukung kesejahteraan sistem saraf dan sistem muskuloskeletal secara keseluruhan.
Susu mengandung beberapa nutrisi penting yang bermanfaat bagi kesehatan saraf dan tulang belakang:
Nutrisi dalam Susu yang Mendukung Kesehatan Saraf dan Tulang Belakang:
- Kalsium: Susu merupakan sumber kalsium yang baik, mineral penting untuk membangun dan menjaga tulang yang kuat. Kalsium yang cukup dapat membantu mencegah osteoporosis, suatu kondisi yang melemahkan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang belakang. (What Supplements Are Best For Bone and Joint Health?, 2023).
- Vitamin D: Susu juga merupakan sumber vitamin D, yang membantu tubuh menyerap kalsium dan mendukung kesehatan tulang. Vitamin D juga berperan dalam fungsi otot dan saraf. (Summer et al., 2017)
- Fosfor: Susu mengandung fosfor, mineral lain yang penting untuk kesehatan tulang. Fosfor bekerja sama dengan kalsium untuk membangun dan memelihara tulang yang kuat.
- Protein: Susu merupakan sumber protein yang baik, yang penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk jaringan saraf.
- Peptida Bioaktif: Susu mengandung peptida bioaktif, yang merupakan senyawa yang dapat memiliki efek menguntungkan pada tubuh. Beberapa peptida bioaktif dalam susu telah terbukti memiliki sifat neuroprotektif, yang berarti mereka dapat membantu melindungi sistem saraf dari kerusakan. (López?Expósito et al., 2017)
Angka kecukupan Gizi
Kebutuhan gizi setiap orang ditentukan oleh banyak faktor, yakni usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan. Berikut ini adalah rekomendasi Angka Kecukupan Gizi untuk beberapa nutrisi penting yang mendukung kesehatan saraf dan tulang belakang untuk orang dewasa sehat :
Kalsium : 700-1200 mg/hari
Vitamin D : 600-800 IU/hari
Fosfor : 700-1250 mg/hari
Protein : 46-56 gram/hari
Dengan mengkonsumsi susu dan produk susu secara moderat sebagai bagian dari pola makan sehat dan seimbang, seseorang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi penting ini untuk menjaga kesehatan saraf dan tulang belakang dalam jangka panjang.
Ada banyak jenis pengolahan susu, yang bertujuan untuk meningkatkan keawetan, rasa, tekstur, dan nilai gizi susu.
Berikut adalah beberapa jenis pengolahan susu yang umum:
1. Pengolahan Panas:
- Pasteurisasi: Memanaskan susu pada suhu tertentu (misalnya 72°C selama 15 detik) untuk membunuh bakteri patogen dan memperpanjang umur simpan. (FAO.org, 2023)
- Ultra-High Temperature: Memanaskan susu pada suhu yang sangat tinggi (misalnya 135-150°C selama beberapa detik) untuk membunuh hampir semua mikroorganisme dan menghasilkan susu yang dapat disimpan dalam waktu lama tanpa pendinginan. (Dairy Technology, 2014)
- Sterilisasi: Memanaskan susu pada suhu yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama daripada pasteurisasi untuk membunuh semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri.
2. Pengolahan Fisik:
- Homogenisasi: Memecah dan mendistribusikan butiran lemak susu secara merata sehingga susu tidak terpisah menjadi lapisan krim dan susu skim. (How Milk is Made & The Milking Process | Milk Pasteurisation & Homogenisation, 2023)
- Pengeringan: Mengeluarkan air dari susu untuk menghasilkan susu bubuk, yang memiliki umur simpan lebih lama.
- Pemisahan: Memisahkan susu menjadi krim (bagian yang kaya lemak) dan susu skim (bagian yang rendah lemak). (How Milk is Made & The Milking Process | Milk Pasteurisation & Homogenisation, 2023)
3. Fermentasi:
- Yogurt: Dibuat dengan memfermentasi susu dengan bakteri asam laktat, yang menghasilkan rasa asam dan tekstur yang kental. (Conventional and Innovative Processing of Milk for Yogurt Manufacture; Development of Texture and Flavor: A Review, 2014)
- Keju: Dibuat dengan mengentalkan susu dengan asam atau enzim, kemudian memisahkan dan mengeringkan dadihnya. (Núñez, 2016)
- Kefir: Minuman susu fermentasi yang dibuat dengan menggunakan kultur kefir, yang mengandung berbagai macam bakteri dan ragi. (Surono & Hosono, 2011)
4. Pengolahan Lainnya:
- Fortifikasi: Menambahkan nutrisi ke dalam susu, seperti vitamin D dan kalsium.
- Pengolahan Rasa: Menambahkan rasa ke dalam susu, seperti cokelat, stroberi, atau vanilla.
Jenis pengolahan yang dipilih akan mempengaruhi karakteristik akhir produk susu, seperti rasa, tekstur, nilai gizi, dan umur simpan.
Kita mendapatkan susu dari pasar atau supermarket. Pengetahuan tentang mendapatkan produk susu dan turunannya juga menjadi penting bagi masyarakat agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Berikut adalah beberapa tips belanja susu di supermarket:
1. Perhatikan Tanggal Kedaluwarsa:
- Pilih susu dengan tanggal kedaluwarsa yang paling lama.
- Pastikan kemasan susu tidak rusak atau bocor.
2. Pilih Jenis Susu yang Sesuai:
- Susu Pasteurisasi: Tersedia dalam berbagai pilihan kadar lemak (whole milk, low fat, skim).
- Susu UHT: Tahan lama tanpa perlu disimpan di lemari es sebelum dibuka.
- Susu Organik: Diproduksi tanpa hormon pertumbuhan atau antibiotik.
- Susu Nabati: Alternatif bagi yang alergi susu sapi, seperti susu almond, susu kedelai, atau susu oat.
3. Perhatikan Label Nutrisi:
- Bandingkan kandungan nutrisi pada setiap produk, seperti kalori, lemak, protein, kalsium, dan vitamin D.
- Pilih susu rendah lemak atau tanpa lemak untuk mengurangi asupan lemak jenuh.
- Hindari susu dengan tambahan gula berlebih.
4. Perhatikan Penyimpanan di Supermarket:
- Pastikan susu disimpan di lemari pendingin dengan suhu yang tepat.
- Hindari memilih susu yang diletakkan di dekat pintu lemari pendingin karena suhunya lebih fluktuatif.
5. Manfaatkan Promosi:
- Periksa katalog promosi supermarket atau aplikasi belanja online untuk mendapatkan penawaran harga terbaik.
- Beli susu dalam jumlah banyak jika ada diskon, tetapi pastikan Anda dapat menghabiskannya sebelum kedaluwarsa.
6. Simpan Susu dengan Benar di Rumah:
- Segera simpan susu di lemari es setelah sampai di rumah.
- Jangan menyimpan susu di pintu lemari es karena suhunya kurang stabil.
- Susu UHT yang belum dibuka dapat disimpan di tempat yang sejuk dan kering.
7. Perhatikan Tanda Kerusakan:
- Buang susu yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
- Jangan minum susu yang berbau asam, bertekstur menggumpal, atau berubah warna.
Untuk memastikan seberapa Anda butuh kandungan nutrisi secara spesifik yang terkandung dalam susu, anda dapat berkonsultasi pada ahli gizi atau profesional terkait bidangnya.