Berobat di Indonesia Vs Malaysia

Kesehatan adalah hak dasar bagi semua orang, tanpa mengenal status ekonomi, ras, agama atau kewarganegaraan. Namun, apabila seseorang sakit, setiap orang dapat memilih tempat untuk berobat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Kebanyakan orang akan memilih tempat berobat yang paling dekat dengan domisilinya, namun sebagian orang juga mempertimbangkan pelayanan kesehatan yang tersedia di tempat tersebut, termasuk kualitasnya.
Dalam pelayanan kesehatan ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi kualitas dan efektivitas layanan, termasuk:
- Aksesibilitas: Kemampuan pasien untuk mendapatkan layanan kesehatan yang tepat saat dibutuhkan, termasuk ketersediaan fasilitas kesehatan, lokasi, dan transportasi.
- Ketersediaan Layanan: Ini mencakup ketersediaan layanan medis spesifik, peralatan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk perawatan, dari perawatan primer hingga perawatan tersier dan spesialisasi.
- Kompetensi Profesional: Pelatihan, pengetahuan, dan keterampilan tenaga kesehatan termasuk dokter, perawat, dan tenaga pendukung lainnya.
- Kesinambungan Perawatan: Koordinasi perawatan antara berbagai penyedia dan tingkat layanan, termasuk pengelolaan penyakit kronis dan follow-up setelah perawatan akut.
- Efisiensi: Penggunaan sumber daya, termasuk waktu dan biaya, yang efisien tanpa mengorbankan kualitas layanan.
- Keadilan: Perawatan yang adil dan setara tanpa diskriminasi berdasarkan ekonomi, ras, agama, atau kewarganegaraan, sejalan dengan prinsip bahwa kesehatan adalah hak dasar bagi semua orang.
- Keamanan Pasien: Upaya untuk mengurangi risiko, kesalahan, dan infeksi yang berhubungan dengan perawatan kesehatan.
- Keterlibatan Pasien: Partisipasi aktif pasien dalam perawatan mereka sendiri, termasuk pengambilan keputusan berbagi informasi, dan pengelolaan kesehatan diri.
- Kepuasan Pasien: Persepsi dan pengalaman pasien tentang kualitas perawatan dan layanannya.
- Kualitas dan Bukti Berbasis Praktik: Penggunaan praktik perawatan kesehatan yang telah terbukti efektif melalui penelitian.
Malaysia seringkali menjadi tujuan berobat orang Indonesia karena sering mendapat ulasan di media sosial karena kualitas, waktu tunggu yang lebih pendek, biaya yang kompetitif, branding priwisata medis, biaya penerbangan yang lebih terjangkau, prosedur visa mudah. Salah satu kota yang dikenal wisata medisnya adalah penang dengan Island hospitalnya. Tapi, apakah benar demikian ?. Mari kita cermati pertimbangan berikut : Menurut beberapa studi, pelayanan kesehatan di Malaysia memang lebih baik dari Indonesia dari segi indeks kepuasan pasien, waktu tunggu, dan biaya yang lebih kompetitif. Namun demikian, isu yang dihadapi Malaysia adalah distribusi layanan kesehatan yang tidak merata antara masyarakat di perkotaan dan perdesaan, (Ratnasari et al., 2021) dan isu kualitas layanan publik yang masih belum setara dengan layanan swasta. Di sisi lain, Indonesia memang masih menghadapi banyak tantangan dalam pemerataan dan aksesibilitas layanan kesehatan, tetapi pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui berbagai program seperti Jaminan Kesehatan Nasional. Jadi, secara keseluruhan, pilihan berobat di Indonesia atau Malaysia tergantung pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing individu. Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor kunci seperti akses, kualitas, biaya, dan kepuasan pasien saat memilih tempat untuk berobat, baik di Indonesia maupun Malaysia. Berikut adalah 5 alasan mengapa seseorang mungkin memilih untuk tidak berobat ke Malaysia, meskipun negara ini terkenal dengan layanan kesehatannya.
Biaya dan asuransi
o Meskipun biaya pengobatan di Malaysia relatif lebih terjangkau dibandingkan negara-negara maju lainnya, tetap saja lebih mahal dibandingkan berobat di dalam negeri, terutama jika tidak ditanggung asuransi. Karena faktor transportasi dan akomodasi tambahan di luar rumah sakit.
o Belum tentu semua asuransi kesehatan di Indonesia menanggung biaya pengobatan di luar negeri, atau mungkin ada prosedur klaim yang rumit.
Komunikasi dan Bahasa:
o Kendala bahasa bisa menjadi hambatan, terutama jika pasien tidak fasih berbahasa Inggris atau Melayu.
o Menjelaskan riwayat kesehatan dan gejala secara detail bisa menjadi sulit, dan berpotensi menimbulkan miskomunikasi dengan tenaga medis.
Jarak dan Waktu Tempuh:
o Perjalanan ke Malaysia membutuhkan waktu dan biaya tambahan, terutama jika pasien berasal dari daerah yang jauh dari akses penerbangan internasional.
o Proses pemulihan pasca perawatan juga perlu diperhitungkan, karena pasien mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi kembali dengan lingkungan dan rutinitas di rumah.
Dukungan Keluarga dan Sosial:
o Berobat di luar negeri berarti jauh dari keluarga dan kerabat yang biasanya memberikan dukungan moral dan praktis selama proses penyembuhan.
o Rasa rindu dan ketidaknyamanan berada di lingkungan asing juga dapat memengaruhi kondisi psikologis pasien
Kemajuan Layanan Kesehatan di Dalam Negeri:
o Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatannya. Surabaya menjadi salah satu destinasi untuk penanganan keluhan saraf terjepit dengan hasil yang baik.
o Saat ini, banyak rumah sakit dan klinik di Indonesia yang telah dilengkapi dengan teknologi medis canggih dan tenaga medis profesional. Untuk kasus saraf tulang belakang, banyak yang justru belajar dari dokter di Indonesia.
Penting untuk diingat: Keputusan untuk berobat di dalam atau luar negeri sangatlah personal dan bergantung pada berbagai faktor, termasuk kondisi kesehatan, biaya, preferensi pribadi, dan ketersediaan layanan. Sebaiknya lakukan riset dan konsultasi dengan dokter sebelum membuat keputusan.
Hal yang paling sering kita temui pada pasien yang telah mendapatkan tindakan operasi di luar negeri adalah pada proses kontrol bekas operasinya. Karena pola penanganan terbaik dalam dunia medis adalah dikembalikan pada dokter yang menanganinya. Dikhawatirkan masalah yang muncul dikemudian hari menjadi beban tersendiri bagi pasien. Entah karena hasil yang kurang baik atau perawatan pasca operasi yang kurang terevaluasi. Jadi, melakukan operasi di luar negeri memiliki PR tersendiri, terutama untuk post operasinya.