Terapi Saraf Kejepit & Chiropractic
Saat ini, banyak orang yang mengalami masalah dengan saraf kejepit dan keluhan nyeri tulang belakang di Surabaya. Namun, belum banyak yang mengetahui tentang terapi saraf kejepit dan chiropractic sebagai salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan. Terapi saraf kejepit dan chiropractic adalah metode pengobatan yang melibatkan penanganan fisik pada tulang. Metode ini bertujuan untuk meredakan nyeri, mengembalikan fungsi normal tulang belakang, serta memperbaiki postur tubuh. Dalam terapi saraf kejepit, penanganan fisik dilakukan untuk mengurangi tekanan pada saraf yang terjepit. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai teknik, seperti manipulasi tulang belakang, pijatan, dan peregangan otot. Sementara itu, chiropractic juga mencakup penelitian dan diagnosis yang mendalam terhadap kondisi tulang belakang serta sistem saraf.
Seiring dengan peningkatan popularitas terapi saraf kejepit dan chiropractic, banyak klinik dan praktisi yang menawarkan layanan tersebut di Surabaya. Hal ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh perawatan yang holistik dan tidak hanya mengandalkan obat-obatan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang manfaat dan prosedur dari terapi ini, diharapkan masyarakat Surabaya dapat memanfaatkannya sebagai salah satu pilihan dalam mengatasi masalah saraf kejepit dan nyeri tulang belakang. Meskipun demikian, terapi jenis ini juga memiliki risiko serta kontraindikasi tertentu yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk menjalani terapi saraf kejepit dan chiropractic. Berikut ini kontraindikasi terapi saraf kejepit dan chiropractic yang perlu diperhatikan:
- Infeksi Tulang atau Disk: Pasien dengan infeksi tulang belakang (osteomyelitis), infeksi disk (diskitis), atau infeksi umum yang bisa menyebar ke area tulang belakang sebaiknya tidak menerima manipulasi tulang belakang karena bisa memburuknya infeksi atau penyebarannya.
- Kerusakan Struktural yang Parah: Hal ini termasuk kondisi seperti fraktur tulang belakang atau kerusakan ligamen yang parah, di mana manipulasi tambahan pada area tersebut dapat memperburuk kondisi.
- Kondisi Neurologis Progresif: Penyakit seperti myelopathy (kerusakan pada sumsum tulang belakang) atau sindrom cauda equina (kompresi saraf pada bagian bawah sumsum tulang belakang) harus ditangani dengan sangat hati-hati dan biasanya bukan kandidat untuk chiropractic.
- Osteoporosis yang Parah: Penderita osteoporosis dengan tingkat keparahan tinggi memiliki tulang yang lebih rapuh yang bisa patah dengan mudah, termasuk selama manipulasi.
- Kelainan Struktural Tulang Belakang yang Signifikan: Misalnya, skoliosis yang sangat parah atau kondisi tulang yang tidak stabil seperti spondylolisthesis (kondisi di mana satu vertebra bergeser dari vertebra di bawahnya) dapat meningkatkan risiko cedera selama manipulasi.
- Penyakit Vaskular: Aneurisma aorta abdominal atau kondisi pembuluh darah lain yang menimbulkan risiko perdarahan atau stroke jika ada manipulasi tertentu dipertimbangkan.
- Penggunaan Antikoagulan: Pasien yang menggunakan obat pengencer darah atau memiliki gangguan pembekuan darah mungkin memiliki risiko lebih tinggi terhadap perdarahan internal setelah pengobatan.
- Kanker yang Bermetastasis ke Tulang: Kanker yang telah menyebar ke tulang dapat melemahkan struktur tulang belakang dan meningkatkan risiko patah tulang selama perawatan chiropractic.
- Kondisi Reumatologis: Penyakit seperti artritis reumatoid yang dikendalikan buruk atau kondisi jaringan ikat seperti lupus yang dapat mempengaruhi tulang atau sendi juga dapat menjadi kontraindikasi karena kemungkinan kerusakan tambahan atau meningkatnya rasa sakit.
- Kelainan pada Pemasok Darah ke Otak: Seperti sindrom vertebrobasilar insufficiency, di mana suplai darah ke otak tidak mencukupi, terutama dikhawatirkan karena teknik manipulasi leher memiliki risiko, meskipun sangat kecil, untuk menyebabkan stroke.
- Gejala Neurologis yang Tidak Dijelaskan: Kelemahan, mati rasa, atau perubahan sensasi lainnya yang tidak dijelaskan oleh diagnosis yang jelas harus dievaluasi dengan cermat sebelum pertimbangan untuk manipulasi chiropractic.
- Reaksi Alergi atau Sensitivitas: Meskipun kurang umum, sensitivitas atau alergi terhadap teknik atau bahan yang digunakan dalam perawatan chiropractic, seperti krim atau minyak yang digunakan dalam pijat terapeutik, juga harus diperhatikan.
- Dalam Kondisi Hamil : Belum banyak penelitian tentang chiropractic pada wanita hamil. Namun, beberapa orang percaya bahwa manipulasi pada tulang belakang selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi.
Chiropractic adalah bentuk perawatan kesehatan yang diakui dan diintegrasikan dalam sistem perawatan kesehatan di banyak negara Barat. Profesi chiropractic telah berkembang dan dipandang sebagai pendekatan alternatif atau komplementer dalam pengobatan yang khususnya berkaitan dengan nyeri muskuloskeletal, seperti nyeri punggung dan leher. Chiropractor di banyak wilayah di Barat adalah praktisi kesehatan primer yang membutuhkan pendidikan tingkat universitas dan lisensi untuk praktik.
Dalam banyak sistem medis Barat, chiropractic dianggap sebagai pilihan treatment nonbedah dan nonfarmakologis untuk kondisi tertentu. Spinal manipulation, yang merupakan teknik utama dalam chiropractic, telah diteliti dan didukung oleh bukti ilmiah dalam beberapa kasus untuk manajemen nyeri akut dan kronis, seperti nyeri punggung bawah.
Profesi chiropractic menganjurkan pendekatan holistik dan bekerja dalam kerangka biopsikososial, yang menekankan perlunya memahami aspek biologis, psikologis, dan sosial dari penyakit atau keluhan pasien. Meski demikian, seperti yang dikemukakan dalam "Best Practices for Chiropractic Management of Patients with Chronic Musculoskeletal Pain: A Clinical Practice Guideline", ada pemahaman bahwa chiropractors juga harus familiar dengan pendekatan terapi nonmanipulatif dan bisa merujuk pasien ke layanan kesehatan lain jika perlu, untuk mengelola kondisi seperti nyeri kronis (Hawk et al., 2020).
Namun, masih ada diskusi dan skeptisisme dalam beberapa aspek dari komunitas medis terkait dengan klaim tertentu dalam chiropractic yang mungkin tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, kolaborasi antara chiropractors dan praktisi medis lain, serta penelitian yang terus-menerus, penting untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap dan mendorong penerimaan yang lebih besar dalam dunia medis Barat.
Chiropractic di Indonesia tidak diatur secara khusus oleh undang-undang kesehatan yang sama seperti profesi medis lainnya, dan praktik chiropractic belum diakui sepenuhnya seperti di beberapa negara Barat. Tidak adanya regulasi yang jelas sering kali menyebabkan area abu-abu terkait legitimasi dan standar praktik. Namun, ada praktisi chiropraktik yang menjalankan praktiknya di Indonesia, biasanya di klinik-klinik atau pusat-pusat kesehatan tertentu yang menawarkan berbagai layanan kesehatan alternatif atau komplementer.
Penting bagi masyarakat untuk memastikan bahwa praktisi chiropractic yang mereka datangi memiliki kualifikasi yang cukup, biasanya melalui pendidikan dan pelatihan di negara-negara dimana chiropractic adalah profesi yang diakui dan diatur secara hukum. Pasien juga harus berhati-hati dan mencari informasi tentang kredibilitas dan rekam jejak dari praktisi sebelum menjalani perawatan, terutama mengingat tingkat pengaturan yang rendah dalam praktik ini di Indonesia.
Konsultasi dengan dokter juga dianjurkan sebelum mencoba chiropractic untuk memastikan bahwa tidak ada kontraindikasi medis dan bahwa itu adalah pilihan yang tepat, mengingat kondisi kesehatan dan medis si pasien.
Di tempat kami tidak menggunakan teknik manipulasi chiropractic. Namun, apabila anda ingin mendapatkan layanan tersebut, Anda perlu berkonsultasi dulu untuk mendapatkan nasehat apakah sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Kami bisa merekomendasikan ahli chiropractor yang bekerja sama dengan kami.