HNP, Saraf Terjepit Pada Tulang Belakang

by. Tim Dr. Eko Agus Subagio, Sp. BS - Spine (Tulang Belakang), Dokter Saraf Kecetit
22 October 2015
HNP, Saraf Terjepit Pada Tulang Belakang

Saraf tepi yang terjepit dapat mengakibatkan nyeri leher maupun pinggang. Rasa kebas, kesemutan sampai nyeri tajam merupakan gejala yang harus diwaspadai. Rasa nyeri tersebut dapat merambat sampai lengan dan ujung jari atau pada tungkai bawah sampai punggung maupun telapak kaki. Beberapa posisi dan gerakan tertentu bisa meningkatkan keluhan nyeri.

Apa saja gejalanya?
Gejala jepitan saraf tulang belakang dapat berupa kesulitan berjalan, kesulitan mengencangkan baju, tidak kuat memegang gelas terlalu lama atau tulisan menjadi semakin jelek dan tidak terbaca. Apabila jepitan saraf tadi menegenai sumsum tulang belakang akan menimbulkan akibat yang lebih berbahaya yang memerlukan tindakan lebih cepat. Penekanan semakin lanjut akan menyebabkan kesulitan buang air besar, buang air kecil bahkan impotensi bagi pria hingga aktifitas kerja terganggu.

Bagaimana cara mendiagnosanya ?
Menarik untuk diketahui ternyata ada beberapa sebab timbulnya kondisi saraf terjepit. Cara untuk mengetahui penyebabnya adalah melalui pemeriksan fisik, laboratorium dan radiologi. Pemeriksaan MRI mempunyai kelebihan khusus karena dapat memperlihatkan penjepitan saraf, lokasi dan penyebabnya. Diagnosa yang tepat akan sangat menentukan jenis pengobatan dan membantu kesembuhan pasien secara optimal.

Bagaimana pengobatannya ?
Sebagian besar kasus penjepitan saraf tepi tidak memerlukan tindakan operasi. Rehabilitasi medik mempunyai peran besar dalam hal ini. Berbagai macam terapi fisik akan memperbaiki postur, menurunkan berat badan dan memperkuat otot-otot leher, perut dan punggung. Sehingga pengaruh penekanan akan berkurang. Berbagai macam modalitas SWD, Laser, TENS, dll ditangan yang tepat akan membantu menurunkan nyeri. Obat-obatan anti nyeri dan anti inflamasi juga membantu menurunkan keluhan.

Apa yang terjadi pada tulang belakang saat mengalami nyeri tersebut ?
Di antara dua ruas tulang bealakang ada bantalan yang memungkinkan tulang tersebut bergerak dan menahan beban. Di belakang dan samping bantalan tersebut terdapat saraf tepi dan sumsum tulang belakang. Dengan bertambahnya usia atau akibat trauma, bantalan tersebut mengalami kerusakan sehingga menonjol atau isinya keluar dan menekan saraf tepi atau sumsum tulang belakang. Ketika itulah keluhan akan timbul. Penonjolan bantalan atau keluarnya isi bantalan ini dikenal dengan nama Herniated Nucleus Pulposis / HNP.

Apa saja faktor risiko terjadinya?
Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan kurang berolah raga, postur tubuh yang kurang tegap dan kebiasaan mengangkat beban pada posisi yang salah, berat badan yang berlebihan dan kelemahan otot punggung dan perut akan membebani bantalan tulang belakang, pertambahan usia juga mengakibatkan bantalan menjadi semakin kering dan mempengaruhi kekuatan bantalan. Kombinasi faktor-faktor tersebut akan memudahkan terjadinya kerusakan bantalan tulang belakang atau mempercepat keausan yang selanjutnya dapat menonjol atau keluar isinya (HNP) sehingga menekan saraf. HNP dapat terjadi segera ataupun gradual dalam tempo mingguan, bulanan atau lebih lama lagi. Wanita memiliki risiko mengalami HNP, paling sering antara usia 30-50 tahun.

Bagaimana jika sudah lama berobat dan terapi nyeri tidak kunjung sembuh ?
Jika kondisi ini terjadi mungkin pengobatan dengan operasi dapat dipertimbangkan untuk menyelesaikan akar permasalahannya sampai tuntas. Walaupun sebagian besar kasus tidak memerlukan operasi, akan tetapi terdapat kasus yang tidak membaik dengan pengobatan tanpa operasi. Pada kasus inilah operasi diperlukan. Berbagai macam teknik operasi tersedia untuk kasus-kasus yang spesifik, mulai dari Minimally Invasive Spine Surgery, Less Invasive Spine Surgery sampai Complex Spine Surgery. Masing-masing teknik mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Pemilihan teknik yang sesuai akan membuahkan hasil yang optimal dan menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Bagaiamana pencegahannya ?
Usia dan keturunan merupakan faktor yang tidak bisa dihindari, namun pola hidup seperti merokok, kegemukan, kurang gerak, posisi bekerja yang salah, postur yang tidak baik, makanan yang tidak sehat, semuanya merupakan faktor pilihan yang bisa dihindari jika ada kemauan dan memilih yang terbaik untuk tubuh kita sehingga dapat menghindari risiko terjadinya HNP.

Surabaya Spine Clinic
Klinik Tulang Belakang Surabaya
Siloam Hospitals Surabaya

Jalan Raya Gubeng No. 70 Surabaya, Jawa Timur Indonesia
Hotline 0822 3322 7788
www.surabayaspineclinic.com

Read other articles & publications:

10 Selebriti Indonesia Yang Pernah Menjalani Operasi Tulang Belakang

Lebih Lanjut

Terapi Nyeri Punggung Dengan Shortwave Diathermy

Lebih Lanjut

Ringankan Keluhan Nyeri Dengan Terapi Renang: Solusi Efektif Untuk Saraf Terjepit

Lebih Lanjut